Sabtu, 24 Desember 2022

Contoh Surat Gugatan Cerai Ghaib

..................., ...............

Kepada Yth,

KETUA PENGADILAN AGAMA ........................................

 

......................................................

 

Perihal : GUGATAN PERCERAIAN& HAK ASUH ANAK

 

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

 

Dengan Hormat,

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh kepada Ketua Pengadilan Agama ........................... dan seluruh jajarannya semoga selalu diberikan kesehatan dalam menjalankan aktifitas sehari-hari.

 

Perkenalkanlah kami yang bertanda tangan dibawah ini. ............................ Advokat/Asisten Advokat dan Konsultan Hukum pada Law Firm ...........................yang berkedudukan hukum di ..........................., berdasarkan surat kuasa khusus No. ........................... (Terlampir). Dalam hal ini baik sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama bertindak untuk dan atas nama klien kami :

 

........................... Binti ......, Lahir di ...................., Jenis Kelamin Perempuan, Agama Islam, beralamat di ..........................., NIK ............................

Selanjutnya disebut sebagai===================================“PENGGUGAT”

 

Dengan ini mengajukan Gugatan Perceraian dan Hak Asuh Anakterhadap Suaminya :

 

........................... Bin..........................., Lahir di ........................, Jenis Kelamin Laki-laki, Agama Islam, NIK ..........................., yang beralamat di........................... sekarang tidak diketahui alamatnya yang pasti diseluruh Wilayah Republik Indonesia.

Selanjutnya disebut sebagai====================================“TERGUGAT”

 

Adapun alasan/ dalil - dalil Gugatan Penggugat adalah sebagai berikut     :

 

1.      Bahwa PENGGUGAT dengan TERGUGAT adalah suami istri yang melangsungkan pernikahan pada tanggal .................. di Kantor Urusan Agama ........................... sebagaimana Kutipan Akta Nikah No.:  ........................;

 

2.      Bahwa setelah pernikahan tersebut PENGGUGAT dan TERGUGAT bertempat tinggal ditempat kediaman bersama;

 

3.      Bahwa dalam perkawinan tersebut, antara PENGGUGAT dan TERGUGAT telah dikaruniai 1(satu) orang anak yang bernama :

-          ........................... Binti ..........................., jenis kelamin Perempuan, Lahir di ............ tanggal ................... sebagaimana Kutipan Akta Kelahiran No. ........ tanggal ................. yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil ...........................;

 

4.      Bahwa sejak perkawinan tersebut dilangsungkan. Anak-anak dari hasil perkawinan TERGUGAT terdahulu tinggal serumah dengan PENGGUGAT dengan TERGUGAT;

 

5.      Bahwa awalnya, kehidupan rumah tangga PENGGUGAT dan TERGUGAT hidup rukun. Namun, semenjak akhir tahun ...... hingga awal tahun .....rumah tangga PENGGUGAT dengan TERGUGAT mulai tidak rukun, disebabkan :

-          TERGUGAT pernah ...........................;

-          TERGUGAT pernah melontarkan kata-kata kasar kepada PENGGUGAT;

-          TERGUGAT tidak bisa menjaga kehormatannya dan martabatnya sebagai seorang kepala rumah tangga;

-          TERGUGAT gampang marah sifatnya;

-          TERGUGAT sering marah saat ditanyai oleh PENGGUGAT ...........................;

-          TERGUGAT pergi meninggalkan rumah bersama pada awal tahun ....... tanpa kabar dan sulit bahkan tidak bisa dihubungi;

 

6.      Bahwa PENGGUGAT pernah menghubungi keluarga TERGUGAT pada sekitar bulan .......... tahun .... dan meminta kejelasan dari TERGUGAT karena TERGUGAT tidak pernah pulang lagi ke rumah bersama. Namun saat ditanyai oleh PENGGUGAT, TERGUGAT menjawab ...........................;

 

7.      Bahwa sejak percakapan terakhir tersebut TERGUGAT sulit dihubungi oleh PENGGUGAT hingga nomor TERGUGAT sudah tidak dapat dihubungi lagi oleh PENGGUGAT. Namun TERGUGAT masih mencoba mencari informasi untuk menghubungi TERGUGAT bahkan lewat media sosial Facebook, akan tetapi pesan yang dikirimkan oleh PENGGUGAT tersebut tidak dibalas oleh TERGUGAT dan hanya dibaca saja oleh TERGUGAT;

 

8.      Bahwa Pihak Keluarga PENGGUGAT dan TERGUGAT telah mengadakan pertemuan untuk membahas rumah tangga antara PENGGUGAT dan TERGUGAT agar rukun kembali. Namun tidak lama berselang tepatnya pada tahun .....TERGUGAT pergi meninggalkan rumah bersama dan meninggalkan PENGGUGAT dan hingga saat ini keberadaan TERGUGAT tidak diketahui alamatnya yang pasti diseluruh Wilayah Republik Indonesia sebagaimana Surat Keterangan Ghoib yang dikeluarkan oleh Kelurahan ........................... No............................ tanggal ...........................;

 

9.      Bahwa TERGUGAT sejak tahun ..... hingga saat ini tidak juga memberikan nafkah kepada PENGGUGAT atau menengok buah hatinya dengan PENGGUGAT;

 

10.  Bahwa sampai sekarang anak-anak dari hasil perkawinan PENGGUGAT dengan TERGUGAT tinggal bersama dengan PENGGUGAT. Sehingga sangat wajar PENGGUGAT memohon kepada Ketua Pengadilan Agama ........................... Cq. Majelis Hakim Yang Memeriksa dan Mengadili Perkara a quo untuk memberikan hak asuh anak kepada PENGGUGAT seluruhnya;

 

11.  Bahwa berdasarkan sebab-sebab diatas tersebut, rumah tangga PENGGUGAT sudah tidak ada lagi kecocokan antara PENGGUGAT dan TERGUGAT;

 

12.  Bahwa PENGGUGAT sudah tidak kuat lagi hidup berumah tangga dengan TERGUGAT karena TERGUGAT sebagai suami dan sebagai kepala rumah tangga tidak bertanggung jawab terhadap keluarga dan akhirnya PENGGUGAT memutuskan untuk bercerai;

 

13.  Bahwa akibat tindakan tersebut diatas, PENGGUGAT telah menderita baik lahir maupun batin dan PENGGUGAT tidak terima atas perlakuan TERGUGAT terhadap PENGGUGAT, serta PENGGUGAT sudah tidak sanggup lagi untuk melanjutkan rumah tangganya dengan TERGUGAT, oleh karenanya PENGGUGAT berkesimpulan satu-satunya jalan keluar yang baik bagi PENGGUGAT adalah bercerai dengan TERGUGAT;

 

14.  Bahwa apa yang dilakukan olehTERGUGAT sebagai seorang suami atau sebagai seorang kepala keluarga tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana Pasal 33 dan Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo Pasal 80 Kompilasi Hukum Islam yang berbunyi :

 

Pasal 33 UU No.1/1974 tentang Perkawinan :

Suami istri wajib saling cinta-mencintai, hormat-menghormati, setia dan memberi bantuan lahir dan batin yang satu kepada yang lain

 

Pasal 34 UU No.1/1974 tentang Perkwinan :

Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu kebutuhan hidup rumah tangga sesuai dengan kemampuannya

 

Pasal 80 Kompilasi Hukum Islam

(1) Suami adalah pembimbing, terhadap isteri dan rumah tangganya, akan tetap mengenai hal-halurusan rumah tangga yang penting-penting diputuskan oleh sumai isteri bersama.

(2) Suami wajib melidungi isterinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumahtangga sesuai dengan kemampuannya

(3) Suami wajib memberikan pendidikan agama kepada isterinya dan memberi kesempatan belajarpengetahuan yang berguna dan bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa.

(4) sesuai dengan penghasislannya suami menanggung :

a. nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi isteri;

b. biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi isteri dan anak;

c. biaya pendididkan bagi anak.

 

15.  Bahwa dengan fakta-fakta tersebut diatas, gugatan PENGGUGAT telah memenuhi alasan perceraian sebagaimana yang dimaksud dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 116 huruf (b) joPasal19 huruf (b) Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 yang berbunyi :

Pasal 116 huruf (b) dan (f) Kompilasi Hukum Islam :

Perceraian dapat terjadi karena alasan atau alasan-alasan :

Huruf (b)

salah satu pihak mninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya;

 

Pasal 19 huruf (b) PP No. 9 tahun 1975 :

Perceraian dapat terjadi karena alasan atau alasan-alasan :

Huruf (b)

salah satu pihak mninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya;

 

16.  Bahwa karena gugatan ini didasari oleh alasan-alasan yang sesuai ketentuan hukum. Maka, PENGGUGAT memohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim Yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk menjatuhkan talak satu ba’in shugraa TERGUGAT terhadap PENGGUGAT;

 

17.  Bahwa oleh karena gugatan ini didasari alasan-alasan yang cukup dan telah sesuai dengan Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo Pasal 116 Kompilasi Hukum Islam. Mohon kiranya gugatan ini dikabulkan seluruhnya oleh Ketua Pengadilan Agama ........................... cq. Majelis Hakim Yang Memeriksa dan Memutus Perkara a quo danPENGGUGAT sanggup untuk menanggung biaya yang timbul dalam perkara a quo;

 

Berdasarkan alasan/dalil-dalil diatas, PENGGUGAT mohon agar Ketua Pengadilan Agama ........................... Cq. Majelis Hakim Yang Memeriksa dan Memutus Perkaraa quo memberikan amarnya sebagai berikut :

 

PRIMAIR

1.      Menerima gugatan PENGGUGAT seluruhnya;

 

2.      Mengabulkan Gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;

 

3.      Menyatakan jatuhnya talak satu ba’in shugraaTERGUGAT kepada PENGGUGAT;

 

4.      Menyatakan TERGUGAT sudah tidak diketahui lagi keberadaannya atau tempat tinggalnya yang pasti diseluruh Wilayah Republik Indonesia

 

5.      Menetapkan hak asuh anak yang bernama :

-           

Diberikan kepada PENGGUGAT sebagai ibu kandungnya;

6.      Menetapkan biaya yang timbul dalam perkara ini seluruhnya dibebankan kepada PENGGUGAT.

 

SUBSIDAIR
Atau apabila Majelis Hakim Yang Terhormat berpendapat lain. Mohon keputusan  yang seadil-adilnya (Ex aequo et bono);

 

Demikian Surat Gugatan Perceraian dan Hak Asuh AnakPENGGUGAT sampaikan. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

 

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

 

HORMAT KAMI

Kuasa Hukum Penggugat

 

 

 

......................................................                              ......................................................

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar